Pemprov Bersama Dekranasda Jateng Launching Batik Lasemku

Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo (tengah) bersama para designer dan pemodel Batik Lasem pada Virtual Fashion Show "Launching Batik Lasemku" - Rembang Fashion Parade 2021, Selasa (2/11/2021). Tangkapan layar pada kanal YouTube Pemeritah Provinsi Jawa Tengah.

Indonesia adalah pewaris batik dunia, sejalan dengan hal ini, konsekuensi dan tanggung jawab besar bagi masyarakat Indonesia untuk bisa melestarikan dan mengembangkan batik tanpa meninggalkan jati diri batik itu sendiri.

Jawa Tengah merupakan potret kebudayaan yang multiculture. Batik sebagai wastra yang berkembang di Jawa Tengah mengalami proses akulturasi dengan budaya lain, seperti dengan Tiongkok, Eropa, Belanda dan Arab. Contoh ini sangat jelas terlihat di Batik Lasem Rembang, mulai dari motifnya, ragam warnanya, karakteristik sampai ke detailnya.

“Dengan latar belakang itulah Dekranasda Jawa Tengah merasa perlu untuk mengembangkan batik Jawa Tengah. Tidak hanya sebatas kain batik, tetapi batik dalam berbagai produk yang memiliki nilai tambah. Karena selama ini memang lebih fokus kepada produksi lembaran batik,” ungkap Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo pada Virtual Fashion Show "Launching Batik Lasemku" - Rembang Fashion Parade 2021, Selasa (2/11).

Dalam rangka pengembangan watra batik di Jawa Tengah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah melakukan pilot project di Lasem bersama Dekranasda Kabupaten Rembang dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah. Serta didukung oleh berbagai pihak, seperti Sampoerna untuk Indonesia dan Rumah BUMN Semen Gresik.

Pada acara Virtual Fashion Show "Launching Batik Lasemku" - Rembang Fashion Parade 2021 hari ini (2/11), ditampilkan karya-karya terbaik dari para Designer Batik Lasem dan Koperasi Batik Lasem yang telah mendapatkan pelatihan tentang produk ready to wear.

Pemerintah Pronvinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Dekranasda Jawa Tengah terus berupaya untuk mewujudkan Kabupaten Rembang sebagai salah satu kota fashion melalui berbagai kegiatan sebagai berikut, yaitu dengan memfasilitasi sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk batik Lasem.

Kemudian penguatan dan pendampingan kelembagaan koperasi, pelatihan usaha produktif bidang batik dan fashion tingkat dasar dan tingkat lanjut, serta batik geometris. Lalu ada pelatihan dan pendampingan fashion designer, penyusunan buku batik Rembang, pelatihan bisnis fashion, bimbingan teknis marketing online dan magang design fashion, memfasilitasi promosi dan pemasaran melalui beberapa event baik daring maupun luring, serta penyusunan katalog fashion dan pemotretan produk fashion.

Brand ini (Batik Lasemku), akan kami daftarkan kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapatkan ketetapan merek. Selain mendaftarkan brand Batik Lasemku, kami bersama Sampoerna untuk Indonesia telah menyelesaikan buku berjudul “Memadukan Keberagaman Dokumentasi Motif Modifikasi Batik Tulis Lasem” dan telah mendapatkan ISBN (Internasional Standard Book Number) dari perpustakaan Nasional RI,” jelasnya.

Buku tersebut telah dilaunching pada tanggal 30 Juli 2021 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Buku tersebut menceritakan perkembangan sejarah Batik Lasem dan mengulas motif Batik Lasem secara detail.

“Sampoerna melengkapi buku tersebut juga dengan website batik Lasem yang diharapkan dikelola oleh dekranasda Kabupaten Rembang. Harapannya nanti juga bisa bilingual ya kalau untuk promosi ke luar negeri,” tuturnya.

Selain itu dalam kerangka pembangunan Lasem kota pusaka, Pemprov Jawa Tengah bersama Dekranasda Jawa Tengah telah mengkoordinasikan ketersediaan galeri Batik Lasem di Pasar Lasem. Dimana saat ini sedang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Ke depan masih banyak peluang dan asa yang dapat dikembangkan dari Batik Lasem, seperti produk fashion, tas batik, sepatu, aksesoris, home decor dan lain-lain,” ucapnya. (SNJ)


SNJ - Politeknik Negeri Jakarta

Comments