Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar Konferensi Pers Virtual Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat (KPCPED Jabar) pada kanal Humas Jabar, Jum’at (24/9).
Jawa Barat saat ini telah menurunkan level PPKM menjadi 3. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas telah dilakukan oleh sekolah-sekolah di Jawa Barat. Ini tidak menurunkan kewaspadaan Pemprov Jabar dalam menangani pandemi COVID-19.
Penyebaran vaksinasi masih terus dilakukan oleh Pemprov Jabar guna menjangkau masyarakat di pedasaan. Salah satu upayanya adalah dengan adanya “Mobile Vaksinasi” yang bertujuan menghampiri langsung para warga untuk divaksinasi.
“Memang kita idealnya menginginkan agar semua yang bersekolah itu sudah divaksin. Tapi surat edaran dari Kemendikbud itu tidak mengharuskan siswa di vaksin dulu baru boleh PTM. Jadi kita melakukan dua proses bersamaan (PTM dan vaksinasi), yang penting dia berada di PPKM level 3, maka sudah boleh tatap muka walaupun belum di vaksin. Tapi kita terus mengupayakan vaksinasi semaksimal mungkin. Yang saya laporkan jumlah vaksinasi harian Jawa Barat itu sudah mencapai yang tertinggi di Indonesia. Perharinya sudah diatas 300 ribu dosis,” jelas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam konferensi, Jum’at (24/9).
Meski demikian, Pemprov masih memaksimalkan vaksinasi untuk para siswa yang akan melakukan PTM.
“Tentu sudah diarahkan, kita maksimalkan juga ke para siswa yang akan melakukan tatap muka. Karena tidak ada lagi PPKM level 4 di Jawa Barat. Bahkan dari laporan BNPB terkait kewaspadaan, minggu ini 100% Jawa Barat kewaspadaan rendah alias kuning,” ucapnya.
Selain program vaksinasi yang masih di maksimalkan, Pemprov Jabar juga mulai memaksimalkan aplikasi “Peduli Lindungi” untuk melakukan penyaringan bagi masyarakat yang belum melakukan vaksinasi.
“Kita sedang memaksimalkan aplikasi peduli lindungi di destinasi-destinasi publik. Karena ini sedang diperluas, sehingga dengan begini saja menyaring orang-orang yang tidak disiplin, yang belum divaksin,” ungkap Ridwan Kamil.
Pemberlakukan sistem ganjil genap untuk mengantisipasi kerumunan juga akan tetap dilakukan.tidak hanya itu, Pemprov Jabar juga menggunakan media untuk melakukan berbagai edukasi kepada masyarakat mengenai COVID-19.
Untuk sektor pendidikan sendiri, Gubernur Jawa Barat menugaskan Kepala Dinas Pendidikan Jabar dan jajaran di bidang pendidikan untuk turut memaksimalkan vaksinasi pada para siswa.
“Bahkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadistik) Jawa Barat kami tugaskan sebagai Ketua Pokja Vaksinasi di Komite Penanggulangan Covid. Kemudian juga, Kadistik sudah menginstruksikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan yang ada 13 untuk mengkordinasikan percepatan vaksin melalui anak-anak sekolah diwilayahnya bersama dengan pemerintah kota/kabupaten,” ucapnya.
Dengan menurunnya tinggay PPKM di Jawa Barat, serta pengupayaan segala bentuk usaha Pemprov Jabar dalam menanggulangi COVID-19 akan mengurangi angka kasus aktif di Jabar.
“Mudah-mudahan seiring waktu dalam hitungan beberapa minggu kedepan kita bisa mengurangi drastis lagi kasus aktif yang ada di Jawa Barat,” tutur Ridwan Kamil. (SNJ)
Comments
Post a Comment